Sports

Dapatkah PSG Tetap Dominan Tanpa Mbappé? Apa yang Harus Diketahui tentang Liga Prancis Menjelang Musim Baru

PARIS (AP) — Setelah kepergian Kylian Mbappé dari Paris Saint-Germain ke Real Madrid, liga Prancis bisa menjadi kurang dapat diprediksi daripada yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Berikut adalah lima hal yang perlu diperhatikan dalam musim baru, yang dimulai pada Jumat dengan juara bertahan PSG menghadapi Le Havre.

Mulai era baru

Kepergian Mbappé meninggalkan kekosongan besar di Parc des Princes dan menandai berakhirnya sebuah era bagi PSG, yang telah mendominasi sepakbola Prancis dengan 10 gelar liga dalam 12 musim terakhir. Mbappé sangat berperan dalam kesuksesan tim dalam beberapa tahun terakhir, meskipun dia pun tidak bisa membawa hadiah terbesar dalam sepakbola Eropa — gelar Liga Champions — ke Paris.

Posisi kepala pelatih Luis Enrique sekarang terasa berat untuk membentuk kembali tim dan mempertahankan dominasinya di Prancis. Pemain seperti Ousmane Dembélé dan Gonçalo Ramos diharapkan akan memainkan peran kunci dalam transisi ini. Paris juga telah mendatangkan gelandang muda asal Portugal, Joao Neves, dari Benfica dengan harga 70 juta euro ($76 juta) menurut surat kabar Prancis L'Equipe. Namun, masih ada pertanyaan apakah PSG dapat menemukan pemimpin baru di lapangan untuk mempertahankan gelarnya.

Lille — Ancaman Terbesar bagi PSG?

Lille bisa menjadi tantangan terbesar bagi kekuasaan PSG musim ini, terutama dengan kedatangan Bruno Genesio sebagai kepala pelatih. Mantan bos Lyon tersebut mewarisi tim dengan fondasi yang solid dan telah menambahkan pemain kunci termasuk bek veteran Thomas Meunier dan Aissa Mandi untuk memperkuat lini belakang.

Menambah keintrigan adalah kedatangan Ethan Mbappé, adik laki-laki Kylian. Gelandang serang berusia 17 tahun tersebut, yang mencetak dua gol dalam pertandingan pra-musim, bisa menjadi sebuah kejutan dalam perburuan gelar Lille. Meskipun belum mencapai level kakaknya, perkembangan Ethan akan dipantau dengan cermat.

Kontestan Lain

Lyon masih berusaha pulih dari musim 2023-24 yang sulit, di mana mereka nyaris terdegradasi sepanjang musim. Pierre Sage, yang mengambil alih sebagai pelatih kepala di pertengahan musim lalu, menghadapi tugas yang menantang untuk menstabilkan klub. Tim telah menandatangani penyerang Georges Mikautadze, yang tampil impresif selama Euro 2024, serta bek Moussa Niakhaté, yang pindah dari Nottingham Forest seharga 31,6 juta euro ($34,5 juta) menjadi pembelian termahal Lyon sepanjang masa. Namun, masih ada keraguan tentang stabilitas keseluruhan Lyon dan kemampuan tim untuk bersaing di papan atas.

Monaco, yang finis di posisi kedua di belakang PSG musim lalu, memasuki kampanye baru dengan sangat terpukul oleh kepergian dua pemain kunci: Mohamed Camara, yang pindah ke Al-Sadd di Arab Saudi, dan kapten Wissam Ben Yedder. Kehilangan ini telah meninggalkan celah signifikan di lini tengah dan serangan.

Perselisihan Hak TV

Penggemar Ligue 1 harus beradaptasi dengan cara baru untuk menonton tim favorit mereka. Platform streaming asal Inggris, DAZN, telah mengambil alih sebagian besar hak TV liga, menandatangani kesepakatan lima tahun senilai 400 juta euro ($438 juta) per musim. Untuk menonton semua 10 pertandingan Ligue 1 setiap minggunya, penggemar harus berlangganan paket Unlimited DAZN, yang biayanya 29,99 euro ($33) per bulan, dan BeIN Sports tambahan seharga 15 euro ($17) per bulan. Harga tersebut jauh lebih tinggi daripada yang dibayar penggemar sepakbola Prancis dalam beberapa tahun terakhir.

Kenaikan biaya ini telah memicu protes secara online, dengan tagar “BoycottDAZN” menjadi tren di Prancis. Mengingat sejarah yang rumit terkait hak TV di Prancis, dengan runtuhnya Mediapro empat tahun lalu, juga ada kekhawatiran tentang stabilitas jangka panjang dari kesepakatan baru ini.

Greenwood Bergabung dengan Marseille

Salah satu transfer paling banyak diperbincangkan di Prancis musim panas ini adalah kepindahan Mason Greenwood ke Marseille. Pemain berusia 22 tahun tersebut, yang dahulu menjadi salah satu prospek teratas Manchester United, meninggalkan Liga Primer dalam kesepakatan senilai 31,6 juta euro ($34,5 juta).

Greenwood sebelumnya dijatuhi hukuman sanksi oleh United setelah kontroversi di luar lapangan. Dia ditangkap pada tahun 2022 dan kemudian didakwa dengan percobaan pemerkosaan, perilaku mengendalikan dan memaksa serta tindak kekerasan. Kasus tersebut ditutup tahun lalu. Namun, kepindahannya ke Marseille mendapat resistensi dari sebagian fans, dengan walikota kota tersebut bahkan bersuara menentangnya.

“Saya tidak ingin klub saya dipenuhi dengan rasa malu,” kata Benoit Payan kepada stasiun radio RMC. “Hal ini tidak dapat diterima.”

Musim lalu, Greenwood mencetak 10 gol dalam 36 penampilan dipinjamkan ke Getafe di Spanyol. Sekarang, dia diberi kesempatan untuk memulai karirnya kembali di Marseille.

Related Articles

Back to top button Back to top button